9. Pendekatan Behavioral dengan Teknik Self Management untuk anak Tunalaras

Untuk tugas kali ini saya akan membahas tentang Tunalaras dengan menggunakan pendekatan konseling yang cocok untuk anak Tunalaras yang mengalami permasalahan pada aspek sering bolos pembelajaran. Tunalaras adalah individu yang mengalami hambatan dalam mengendalikan emosi dan kontrol sosial. individu tunalaras biasanya menunjukan prilaku menyimpang yang tidak sesuai dengan norma dan aturan yang berlaku disekitarnya. Tunalaras dapat disebabkan karena faktor internal dan faktor eksternal yaitu pengaruh dari lingkungan sekitar. Anak dengan gangguan perilaku (Tunalaras) adalah anak yang berperilaku menyimpang baik pada taraf sedang, berat dan sangat berat, terjadi pada usia anak dan remaja, sebagai akibat terganggunya perkembangan emosi dan sosial atau keduanya, sehingga merugikan dirinya sendiri maupun lingkungan, maka dalam mengembangkan potensinya memerlukan pelayanan dan pendidikan secara khusus.
Pendekatan konseling yang akan saya gunakan untuk menangani permasalah Bayu pada aspek bolos pada saat belajar, karena saat di sekolah dia sering sekali bolos pelajaran, ia termasuk anak yang sering menjahili teman-temannya. bayu pernah tidak naik waktu sekolah, setelah itu ia tidak mau melanjutkan sekolahnya lagi. ia dipindahkan kesekolah yang baru tetapi ia jarang sekali mengikuti pelajaran di kelasnya. Ia sering melakukan tauran dengan sekolah-sekolah lain. Ia juga pernah mengamen saat waktu pelajaran, sehingga guru di sekolahnya pernah memberinya sangsi. Saya akan menggunakan pendekatan Behavioral dengan Teknik Self Management… Behavioristik menyatakan bahwa tingkah laku manusia dapat diubah atau dimanipulasi, dengan cara mengendalikan tingkah laku manusia, yaitu dengan mengontrol perangsang-perangsang yang ada di lingkungan. Dengan melaksanakan layanan konseling individu dengan pendekatan Behavioral untuk mengurangi prilaku membolos peserta didik. Konseling individu memiki beberapa macam pendekatan yang dapat digunakan untuk usaha penanganan kasus yang dihadapi peserta didik. Hal ini sejalan dengan pemikiran behavioral yang menekankan pada cara pengubahan perilaku.
Teknik perubahan perilaku self management merupakan salah satu dari penerapan teori modifikasi perilaku dan merupakan gabungan teori behavioristik dan teorikognitif social. hal ini merupakan hal baru dalam membantu konseli menyelesaikan masalah karena didalam tekhnik ini menekankan pada konseli untuk mengubah tingkah laku yang dianggap merugikan yang sebelumnya menekankan pada bantuan orang lain. Tujuan dari self management adalah pengembangan perilaku yang lebih adatif dari konseli. Konsep dasar dari self management adalah :
1. Proses pengubahan tingkah laku dengan satu atau lebih strategi melalui pengelolaan tingkah laku internal dan eksternal individu.
2. Penerimaan individu terhadap program perubahan perilaku menjadi syarat yang mendasar untuk menumbuhkan motivasi individu
3. Partisipasi individu untuk menjadi agen perubahan menjadi hal yang sangat penting
4. Generalisasi dan tetap mempertahankan hasil akhir dengan jalan mendorong individu untuk menerima tanggung jawab menjalankan strategi dalam kehidupan sehari-hari
5. Perubahan bisa dihadirkan dengan mengajarkan kepada individu menggunakan ketrampilan menangani masalah.
self management biasanya dilakukan dengan mengikuti langkah-langkah sebagai berikut:
1. Tahap monitor diri atau observasi diri
Pada tahap ini konseli dengan sengaja mengamati tingkah lakunya sendiri serta mencatatnya dengan teliti. Catatan ini dapat menggunakan daftar cek atau catatan observasi kualitatif. Hal-hal yang perlu diperhatikan konseli dalam mencatat tingkah lakunya adalah frekuensi, intensitas, dan durasi tingkah laku.
2. Tahap evaluasi diri
Pada tahap ini konseli membandingkan hasil catatan tingkah laku dengan target tingkah laku yang telah dibuat oleh konslei. Perbandingan ini dilakukan untuk mengevaluasi efektivitas dan efisiensi program. Bila program tersebut tidak berhasil maka perlu ditinjau kembali program tersebut, apakah target tingkah laku yang ditetapkan memiliki ekspektasi ynag terlalu tinggi, perilaku yang ditargetkan tidak cocok, atau penguatan yang diberikan tidak sesuai.
3. Tahap pemberian penguatan, penghapusan, dan hukuman
Pada tahap ini konseli mengatur dirinya sendiri, memberikan penguatan, menghapus, dan emmberikan hukuman pada diri sendiri. Tahap ini merupakan tahap yang paling sulit karena membutuhkan kemauan yang kuat dari konseli untuk melaksanakan program yang telah dibuat secara kontinyu.
Dalam pelaksanaan layanan konseling individu terdapat beberapa langkah yaitu,
(1) guru bimbingan dan konseling melakukan perencanaan yaitu tahap mengidentifikasi masalah siswa, mengatur waktu pertemuan, mempersiapkan waktu dan tempat penyelenggaraan layanan, menetapkan fasilitas layanan.
(2) guru bimbingan dan konseling mengatur waktu pertemuan dengan siswa yang membolos.

(3) guru bimbingan dan konseling mempersiapkan tempat dan perangkatan teknis layanan bimbingan dan konseling.
(4) guru bimbingan dan konseling menerima siswa yang bolos dalam melakukan layanan konseling individual.
(5) guru bimbingan dan konseling melakukan penyelenggaraan penstrukturan dalam pelaksanaan layanan konseling individual.
(6) guru bimbingan dan konseling memberikan teknik dalam layanan bimbingan dan konseling dalam menanggulangi siswa yang membolos.
(7) guru bimbingan dan konseling menetapkan komitmen terlebih dahulu.
(8) guru bimbingan dan konseling memberikan penilaian terhadap siswa yang membolos.
(9) guru bimbingan dan konseling melakukan penganalisisan terhadap siswa yang membolos. (10) guru bimbingan dan konseling melakukan tindak lanjut terhadap siswa yang membolos.
(11) guru bimbingan dan konseling meyusan laporan dari hasil layanan konseling individual.
(12) guru bimbingan dan konseling melihat faktor yang menyebabkan siswa membolos. (13) guru bimbingan dan konseling menentukan gejala yang ditimbulkan dari siswa yang membolos. (14) guru melihat perilaku membolos bisa berkurang atau tidak dengan layanan konseling individu dengan pendekatan behavior.
(15) guru melihat dengan layanan konseling individu berdampak positif terhadap siswa yang membolos.

Sumber :
Prayitno, Pelayanan Bimbingan dan Konseling, (Jakarta: PT. Ikrar Mandiri Abadi, 1997
https://lutfifauzan.wordpress.com/2009/12/23/praktik-teknik-konseling-self-management/

Tinggalkan komentar

Rancang situs seperti ini dengan WordPress.com
Ayo mulai